Jumaat, Disember 29, 2006
sebuah karya
Yusuf Fansuri
KERANA WANGINYA PUSPA
aku hadir tatkala
matahari takdir
melabuhkan
hijab senja
perjalanan jauh
usia merentas
impi mengalas
diuji seringkali
nah! ditamanmu
aku singgah sebentar
menumpang pasrah
sesekali disergah
kumbang kenangan
aku kembali
ke lamanmu kali ini
kerana wanginya puspa
harum yang membunuh
setiap sang pencinta
diribaanmu aku
memilih untuk terus percaya
rasa kasih tak pernah berdalih
jika soal setia jadi timbang tara!
sebuah karya
Yusuf Fansuri
TUBUH-TUBUH BERCINTA
(i) bulan
Memanah
Bulan biru
Nun jauh
Agar jatuh
Ke erat dakap !
(ii) busur
Tancap busurmu
Membenam
DALAM
Rasa.
Ini tubuh
Menggeletar di segenap
saraf.
Jiwa kulebur!
Olehmu!
(iii) tulus
MenCINTAimu
Adalah tulus
Memilikimu
Adalah hasrat
Memelukmu
Adalah jiwa
(iv) luluh
Ayu sinar matamu
Menerjah dada
Terbakar rindu
Manis senyummu
Mengusik hati
Terpaku lidah
Lembut tuturmu
Menusuk jiwa
Luluh CINTAku!
(v) matahatiku
Kamu!
Adalah matahatiku
Saat cermin CINTA mula kabur
Di antara pudar sepi yang berbekas
Curiga rasa yang panjang
Pada segala kejadian
Sang perempuan.
(vi) sesuatu
Sesuatu yang tak terucap
Bukan dusta kata
Sesuatu yang tak terluah
Bukan dendam lama
Sesuatu yang tak terungkap
Bukan cuba berpura
Sesuatu adalah
Rahsia kehilangan
Kata-kata sang penCINTA.
(vii) penawar
Bisa racun
CINTAmu
Penawar pedih
1,000,000
Luka berahiku!
(viii) setelah itu
Setelah itu
Aku tak pernah melafaz
Janji
Setelah itu
Aku tak pernah melafaz
Dusta
Setelah itu
Aku tak pernah melafaz
Sumpah
Setelah itu
Aku
Lemas di laut CINTA!
(viiii) hanya kamu
Hanya kamu
Kamu hanya
Dan
Hanya kamu
Kamu hanya
Kamu
Selamanya aku CINTA !
(ix) sebuah cinta
ini puisi‘tuk
sebuah
nama ini puisi‘tuk
sebuah
kasih ini puisi‘tuk
sebuah
sayang ini puisi‘tuk
sebuah
CINTA ini puisi‘tuk sebuah
abadi!
Khamis, Disember 28, 2006
Rabu, Disember 27, 2006
Sebuah Karya
Yusuf Fansuri
PERLUKAH KAU MENUNGGU BEGITU LAMA?
saat kupu-kupu kembali
tak pernah bertanya aku
entah berapa lama jarak
persinggahan ingin
segala curiga aku tawar bisa
segala sangsi aku patahkan taji
hadirmu aku sambut dengan santap madu
meski tiapkali kauminggir tinggalkan cebis debu
saat kupu-kupu pergi
aku tak pernah bertanya
entah berapa lama akan
kausinggah di ranting ini?
Isnin, Disember 25, 2006
Sebuah Karya
Yusuf Fansuri
SERAT JANJI
basah disember lewat
dingin dadaku sebak
bagai mengerti
nestapa ini
memang tak pernah
rasa sejujurnya untuk
menduakan piala cinta
aku pertahan cuba
segala sangsi mengapi
dan curiga kian membara
sukar aku lepaskan
pergimu tanpa kata
sunyi tanpa penjelasan
dan tak mungkin
takdir menyebelahi
tatkala serat janji
terputus jua akhirnya
Ahad, Disember 24, 2006
sebuah karya
Yusuf Fansuri
SEGALANYA SEBUAH HASRAT
saat kulafazkan tiap kata
sedaya ingin tak berdusta
kerana kutahu curigamu
seperti pisau tajamnya
tak pernah mendua rasa
usah diukur dasar setia
cinta ini sukar dimengerti
segalanya hasrat peribadi
namun jangan mudah menggilap alpa
sebelum cinta bisa terpadam apinya!
Langgan:
Catatan (Atom)