Sabtu, Oktober 07, 2006













Sebuah Sajak yusuf Fansuri
SASTE(RAWAN)

sedih ini tak mudah sembuh
selagi bahasa tak ditunjang bangsa
"tuan" telah menjadi "hamba"
daulah jadi cacamarba













Sebuah Sajak Yusuf Fansuri
SEBUAH CERITA KELASI


riuhlah sebuah daulah
dengan pelbagai cerita
yang diterbangkan angin

maka ditaballah gelar
pada petapa pencipta kata
anugerah seni tenggara

rawan hati setiap kelasi
yang mengimpi segala puji
dayung hajat remuk patah

sejarah berpaling tadah
pada bangsa hilang maruah

Rabu, Oktober 04, 2006















Sebuah Sajak Yusuf Fansuri
KUKESAT AIRMATA PABILA TERKENANG SANG KEKASIH YANG TELAH PERGI

Sebulan kita bercinta
Lailaramadhan

Aku gagahi setiap malam
Sepertiga usia bersyahdu
Dalam ratib puji-Mu

30 malam aku tinggalkan lena panjang
demi mencuci salah sepanjang usia
30 malam aku tanggalkan baju dunia
demi pengabdian seluruh jiwa raga
30 malam aku lupakan segala derita
demi bukti kasih & cintaku pada-Mu

Telah,Kaupergi meninggalkan aku
Menyahut seruan syawal mulia
Telah,Kaupergi meninggalkan aku
Entah belum pasti bisa ketemu lagi?

Yang mampu aku
Lakukan mengesat airmata
Mengalir dingin
Dicelah-celah runtun atma

Kaumelangkah
Tika senja meredup
Takbir puja mengiringi setiap kata

Lailaramadhan...Kaulah kekasih
Setiap tahun kutunggu meski
Tak lama tapi aku bahagia

Acapkali kau menjengah wajah-Mu
Apakah kita bisa bercinta lagi
Sehangat dulu tatkala usiaku semakin senja?
Sebuah Sajak Yusuf Fansuri